Organisasi
Organisasi
adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua atau lebih orang yang
bekerja
bersama-sama dalam suatu bentuk yang ditetapkan untuk mencapai sejumlah
tujuan. Sebuah
toko kelontong yang dimiliki dan dioperasikan oleh sepasang suami
isteri dapat
disebut organisasi.
Seorang pembuat
boneka mempekerjakan orang lain untuk membantu usahanya dan
kemudian membagi
tugas kepada masing-masing orang. Setiap orang yang
melaporkan
pekerjaannya kepada orang tertentu yang ditunjuk disebut
pengorganisasian
(organizing). Setelah organizing dilakukan, perusahaan memerlukan
struktur
organisasi, pola organisasi yang meliputi pembagian posisi dalam organisasi
dan hubungan di
antara posisi-posisi tersebut.
Diagram
organisasi ialah diagram yang menggambarkan posisi dan hubungan dalam
sebuah
organisasi, mengungkapkan struktur organisasi perusahaan. Contoh bagan
organisasi
tampak dalam gambar di bawah ini :
Bentuk Struktur
Organisasi
1. Fungsional
2. Divisional
3. Matriks
4. Tim
5. Jaringan
1 1. Fungsional
Orang-orang
dikelompokkan ke dalam departemen departemen menurut kesamaan
keterampilan dan
aktivitas-aktivitas kerja.
Keunggulan
Fungsional
- Penggunaan sumberdaya yang efisien, skala ekonomis
- Spesialisasi keterampilan yang mendalam dan pengembangan
- Kemajuan karier dalam departemen fungsional
- Panduan dan pengendalian dari manajemen Puncak
- Koordinasi yang luar biasa dalam fungsi-fungsi
- Pemecahan masalah teknikal yang berkualitas
Kelemahan
Fungsional
- Komunikasi lintas departemen fungsional yang buruk
- Tanggapan lambat yang diberikan pada perubahan lingkungan, ketinggalan inovasi
- Keputusan terkonsentrasi pada hirarki puncak, menciptakan penundaan
- Tanggung jawab bagi masalah yang muncul sulit ditunjukkan secara tepat
- Pandangan terbatas mengenai sasaran organisasi dari pada karyawan
- Pelatihan manajemen umum yang terbatas bagi karyawan
1 2. Divisional
Departemen
dikelompokkan ke dalam divisi mandiri terpisah berdasarkan pada
kesamaan produk,
program, atau daerah geografis. Perbedaan keterampilan
merupakan dasar
departementalisasi, dan bukannya kesamaan keterampilan.
Keunggulan
Divisional
- Cepat tanggap, fleksibilitas pada lingkungan yang tidak stabil
- Memperhatikan kebutuhan konsumen
- Koordinasi yang luar biasa lintas departemen fungsional
- Pembebanan tanggung jawab yang jelas bagi permasalahan produk
- Penekanan terhadap keseluruhan produk dan tujuan divisional
- Pengembangan keterampilan manajemen umum
Kelemahan
Divisional
- Duplikasi sumberdaya lintas divisi
- Kurang pendalaman teknis dan spesialisasi dalam divisi-divisi
- Koordinasi yang buruk lintas divisi
- Kurangnya kendali sumberdaya menajemen puncak
- Kompetesi untuk sumberdaya perusahaan
3. Matriks
Rantai komando
divisional dan fungsional diimplementasikan secara simultan dan
membebani satu
sama lainnya dalam departemen yang sama. Terdapat dua rantai
komando, dan
beberapa karyawan memberikan laporan pada dua bos.
Keunggulan
Matriks
- Penggunaan sumberdaya yang lebih efisien dibandingkan pada hirarki tunggal
- Fleksibilitas dan adaptabilitas terhadap lingkungan yang terus berubah
- Pengembangan keterampilan manajemen umum dan spesialis
- Kerja sama interdisiplin, ketersediaan ahli untuk seluruh divisi
- Pelebaran tugas-tugas bagi para karyawan
Kelemahan
Matriks
- Frustasi dan kebingungan dari rantai komando ganda
- Konflik tinggi antara dua sisi matriks
- Banyak pertemuan, lebih banyak diskusi daripada tindakan
- Membutuhkan pelatihan hubungan manusia
- Dominasi kekuatan oleh salah satu sisi matriks
4. Tim
Organisasi
membentuk serangkaian tim untuk menyelesaikan tugas-tugas khusus dan
untuk
mengkoordinasikan departemen-departemen utama.
Keunggulan Tim
- Punya beberapa keunggulan struktur fungsional
- Mengurangi hambatan antar departemen, meningkatkan kompromi
- Mengurangi waktu untuk merespon, keputusan lebih cepat diambil
- Moril yang lebih baik, antusiasme dari keterlibatan karyawan
- Mengurangi biaya overhead administrasi rutin
Kelemahan Tim
- Loyalitas ganda dan konflik
- Waktu dan sumberdaya lebih banyak untuk pertemuan
- Desentralisasi tidak terencana
5. Jaringan
Organisasi
menjadi suatu pusat yang kecil, terhubung secara elektronis dengan
organisasi
lainnya yang melakukan fungsi-fungsi vital.
Departemen
bersifat independen dan melayani kontrak dengan sentral untuk
mendapatkan
keuntungan.
Keunggulan
Jaringan
- Daya saing global
- Fleksibilitas tenaga kerja / tantangan
- Mengurangi biaya administratif
- Daya saing global
- Fleksibilitas tenaga kerja / tantangan
- Mengurangi biaya administrative
Kelemahan
Jaringan
- Tidak ada pengendalian langsung
- Dapat kehilangan bagian organisasi
- Lemahnya loyalitas karyawan
Deskripsi
dan Spesifikasi Tugas/Jabatan
Sebuah deskripsi
jabatan merupakan satu pernyataan tertulis tentang apa yang
sesungguhnya
dilakukan pemegang jabatan, bagaimana dia melakukannya, dan dalam
kondisi apakah
pekerjaan itu dijalankan.
Deskripsi
jabatan bukan sekedar menjelaskan tentang suatu jabatan, akan tetapi juga
menjelaskan
lebih lanjut tentang tugas-tugasnya, tanggung jawabnya, wewenang dan
sebagainya.
Dengan demikian, diharapkan setiap karyawan/pegawai yang memangku
jabatan tersebut
akan memahami batas-batas antara lain dari tugas-tugas, tanggung
jawab serta
wewenangnya. Hal ini tentu untuk menghindari terjadinya overlapping
antara jabatan
yang satu dengan jabatan yang lainnya.
Agar deskripsi
jabatan yang dibuat dapat merupakan landasan atau pedoman
pelaksanaan
tugas secara efektif dan efisien, maka deskripsi jabatan yang dibuat
haruslah
sedemikian rupa sehingga tidak terjadi penetapan tugas-tugas antara jabatan
yang satu dengan
jabatan yang lain dapat menimbulkan kesimpangsiuran atau
overlapping.
Oleh karena itu, maka penyusunan deskripsi jabatan untuk suatu jabatan
tertentu tidak
lepas dari format standar yang harus dipenuhi.
Walaupun tidak
terdapat format standar yang baku dan berlaku untuk semua
organisasi,
namun secara umum deskripsi jabatan memuat hal-hal sebagai berikut :
a. Identifikasi
jabatan.
Bagian
identifikasi jabatan memuat informasi-informasi tentang nama jabatan, kode
jabatan, tanggal
analisis, penyusun, dan dalam departemen apa.
b. Ringkasan
jabatan.
Ringkasan
jabatan hendaknya menggambarkan sifat umum dari jabatan, yaitu
berupa fungsi
dan kegiatan utamanya.
c. Hubungan,
tanggung jawab, dan kewajiban.
Bagian ini memperlihatkan
hubungan pemegang jabatan dengan pihak atau bagian
lain, baik di
dalam organisasi maupun luar organisasi. Batas-batas tanggung jawab
serta kewajiban
utama jabatan itu juga perlu dijelaskan.
d. Wewenang dari
pemegang jabatan.
Bagian ini
menentukan batas-batas wewenag pemegang jabatan, termasuk
wewenang
pengambilan keputusannya dan batas-batas penganggarannya.
e. Standar
kinerja.
Bagian ini
menetapkan standar-standar yang diharapkan bisa dicapai oleh karywan
pada
masing-masing tugas dan tanggung jawab dari deskripsi jabatan.
f. Kondisi
kerja.
Deskripsi
jabatan juga akan merangkum kondisi kerja umum yang tercakup pada
jabatan.
Misalnya, masalah kebisingan, kondisi bahaya, dan suhu udara dalam
ruang pekerjaan.
Spesifikasi
jabatan (job specification) menunjukkan siapa yang melakukan pekerjaan
itu dan
factor-faktor manusia yang diisyaratkan (Handoko : 1996). Di dalam spesifikasi
jabatan
ditentukan kemampuan dan bakat dasar yang harus dimiliki untuk menjalankan
pekerjaan. Pada
umumnya spesifikasi jabatan memuat ringkasan pekerjaan yang jelas
yang diikuti
oleh kualifikasi definitive yang dibutuhkan dari calon yang memangku
jabatan itu.
Misalnya, tingkat pendidikan, keadaan fisik, pengetahuan dan kecakapan,
status, jenis
kelamin, umur, pengalaman, dan karakter.
A.
Sistem Penggajian
1. Struktur
Organisasi
Struktur adalah cara
sesuatu disusun atau dibangun. Organisasi adalah suatu wadah berkumpulnya
minimal dua orang untuk mencapai sebuah tujuan..
Jadi,Struktur Organisasi adalah Suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian secara posisi yang ada pada perusahaaan dalam menjalin kegiatan operasional untuk mencapai tujuan.
Jadi,Struktur Organisasi adalah Suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian secara posisi yang ada pada perusahaaan dalam menjalin kegiatan operasional untuk mencapai tujuan.
2. Sistem
Penggajian
Masalah
Gaji/Pendapatan/Imbalan Kerja bagi Karyawan merupakan hal yang sensitif dan
berpengaruh langsung pada produktivitas kerja individu.
Bagi Perusahaan, sistem
gaji yang telah ada bukan semata-mata hanya untuk memenuhi Peraturan Pemerintah
dalam kaitannya dengan Upah Minimum Regional (UMR), tetapi yang lebih penting
lagi yaitu untuk menciptakan “keseimbangan/ fairnesses” antara apa yang
diberikan Karyawan pada Perusahaan diimbangi oleh apa yang diberikan Perusahaan
untuk Karyawannya.
Hal ini tampaknya
sederhana, tetapi dalam prakteknya sangatlah sulit, terlebih lagi bila
Perusahaan belum memiliki Sistem Gaji yang mengacu pada “obyektivitas” beban
kerja (work load) bagi para karyawannya. Apabila Perusahaan telah memiliki
Sistem Gaji melalui pendekatan metode tertentu yang bersifat kwantitatif, akan
sangat membantu bagi peyelenggaraan pemeliharaan SDM.
Sistem Gaji dengan
pendekatan “kwantitatif” pada umumnya akan lebih mudah diterima dan difahami
bagi setiap pekerjaan memiliki nilai/skor sebagai hasil pembobotan. Skor
tersebut akan mencerminkan beban kerja bagi individu yang memangku pekerjaan
tersebut.
MANFAAT SISTEM
PENGGAJIAN
Manfaat Umum:
Kemanfaatan sistem penggajian pada umumnya merupakan gabungan antara
Tujuan Manajemen
Perusahaan dan harapan para Karyawan seperti antara lain :
Sebagai daya tarik bagi
tenaga kerja yang diperlukan oleh Perusahaan.
Memelihara keberadaan
Karyawan untuk tetap bergabung dengan Perusahaan.
Merupakan
“imbalan/kompensasi” yang setimpal atas prestasi yang telah diberikan Karyawan.
Mencerminkan adanya
keadilan yang mendasari perhitungan pembayaran imbalan untuk setiap pekerjaan
sesuai dengan perbedaan masing-masing kontribusinya pada Perusahaan.
Tidak bertentangan
dengan peraturan Pemerintah.
Tidak melebihi
kemampuan keuangan Perusahaan, tetapi juga cukup atraktif bagi perusahaan
sejenis
Manfaat Khusus : Dengan
sistem penggajian yang mendasarkan diri pada “beban kerja” (work load) dan
dilakukan pembobotan secara kwantitatif, maka akan diperoleh manfaat antara
lain :
Terukur bagi setiap
pekerjaan; karena masing-masing memiliki nilai/skor yang ditentukan atau
disepakati secara bersama-sama.
Mudah dilakukan
penyesuaian terhadap keadaan/perkembangan ekonomi terutama atas terjadinya laju
inflasi tahunan.
Fair : karena sebanding
dengan karya individu yang disumbangkan untuk tempat kerjanya.
3. Proses
rekruitmen
Rekruitmen (penarikan)
adalah proses mendapatkan sejumlah calon tenaga kerja yang kualifaid untuk
jabatan/pekerjaan utama di lingkungan suatu organisasi atau perusahaan
(Nawawi,2000:167). Berdasarkan pengertian tersebut bearti rukrutmen merupakan
langkah pertama dalam rangka menerima seseorang dalam proses pengupahan.
Proses rekrutmen meliputi beberapa poin penting:
1.
Penyusunan strategi
untuk merekrut
Di
dalam penyusunan strategi ini, departemen sumber daya manusia bertanggung jawab
didalam menentukan kualifikasi-kualifikasi pekerjaan, bagaimana karyawan akan
direkrut, di mana, dan kapan.
2.
Pencarian
pelamar-pelamar kerja
Setelah
rencana dan strategi perekrutan disusun, aktivitas perekrutan sesungguhnya bisa
berlangsung, melalui sumber-sumber perekrutan yang ada. Banyak atau sedikitnya
pelamar dipengaruhi oleh usaha dari pihak perekrut di dalam menginformasikan
lowongan, salah satunya adanya ikatan kerjasama yang baik antara perusahaan
dengan sumber-sumber perekrutan external seperti sekolah, universitas.
3. Penyisihan
pelamar-pelamar yang tidak cocok / penyaringan
Setelah lamaran-lamaran
diterima, haruslah disaring guna menyisihkan individu yang tidak memenuhi
syarat berdasarkan kualifikasi-kualifikasi pekerjaan. Di dalam proses ini
memerlukan perhatian besar khususnya untuk membendung diskualifikasi karena
alasan yang tidak tepat, sehingga di dalam proses ini dibutuhkan kecermatan
dari pihak penyaring.
4. Pembuatan kumpulan
pelamar
Kelompok pelamar
(applicant pool) terdiri atas individu-individu yang telah sesuai dengan
kriteria yang telah ditetapkan oleh perekrut dan merupakan kandidat yang layak
untuk posisi yang dibutuhkan.sumber : viyan.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/24904/4_Aspek-SDM-dan-Organisasi-1.pdf
0 comments:
Post a Comment