Setiap orang di dunia ini pasti mempunyai harapan. Dimulai dari anak-anak hingga para orang tua, pasti mempunyai harapan yang berbeda-beda. Kita harus hidup dengan harapan, tetapi kita tidak bisa hidup menggantung semata pada harapan. Adalah baik untuk berharap yang terbaik. Tetapi hal itu tidak cukup. Kita tidak bisa hanya berharap kita harus bertindak.
Harapan yang tinggi adalah pembentuk kesungguhan hati untuk menggunakan semua kekuatan dari keberadaan Anda – untuk mencapai yang tertinggi dari yang mungkin Anda capai. (Mario Teguh)
Saya pun mempunyai harapan. Tidak begitu banyak karena kalau mempunyai terlalu banyak harapan, saya takut tidak bisa mewujudkan harapan-harapan saya. Di sini saya akan memberikan 2 harapan saya saja. Harapan yang pertama adalah ingin membuat orang tua saya bangga. Setidaknya jika orang tua saya menginginkan sesuatu, saya berharap untuk selalu bisa memenuhi semua keinginan mereka selama mereka ada di dunia. Semoga saja saat saya lulus S1 ini, saya mendapatkan pekerjaan yang layak dan gaji pertama saya nanti, saya akan berikan semuanya kepada orang tua saya. Karena saya ingin orang tua saya bisa bahagia merasakan hasil jernih payah anaknya yang sudah di asuh dari sejak kecil. Walaupun saya sadar semua jernih payah mereka tidak bisa saya balas sepenuhnya.
Harapan saya yang kedua, berhubung saya menyukai twisty puzzle atau orang-orang lebih kenal dengan rubik, saya berharap ingin membuat prestasi dengan hobi saya ini. Yang saya sayangkan waktu itu ada kompetisi official rubik di kota saya di Bogor. Saya sudah mendaftarkan ikut kompetisi itu tetapi pada saat yang sama, liburan akhir semester pertama saya telah dimulai di minggu yang saya dengan hari kompetisi. Terpaksa saya harus memilih kuliah dahulu dan membatalkan ikut serta pada kompetisi rubik. Yah semoga saja saya bisa ikut serta di kompetisi official atau non official rubik.
Tokoh yang berpengaruh terhadap perubahan menurut yang saya pilih adalah Jusuf Kalla atau bisa dibilang beliau adalah tokoh perdamaian.
Berikut salah satu contoh beliau bisa mendamaikan suatu masalah.
Mantan Wakil Presiden M. Jusuf Kalla semakin menunjukkan dirinya sebagai tokoh perdamaian. Ia juga berhasil ‘mendamaikan’ hubungan koleganya di Partai Golkar seperti Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie (Ical) dan Ketua Organisasi Massa Nasional Demokrat Surya Paloh yang sebelumnya sempat renggang.
Melalui acara open house dalam rangka Hari Raya Idul Fitri 1431 H, Kalla yang kini menjabat Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) mempertemukan Ical dengan Surya Paloh di kediamannya di Jl. Brawijaya, Jakarta, Ahad (12/9).
Pada kesempatan itu, Kalla mengatakan pertemuan itu adalah pertemuan Golkar secara lengkap. “Kita ini lengkap, ada Golkar politik, Golkar sosial dan Golkar LSM,” ujar mantan Ketua Umum Golkar itu. Dia lebih lanjut mengatakan, jika ingin bertanya soal sosial, bisa ke dirinya. Soal politik ke Ical. Kemudian bagaimana mengatur masyarakat, tanya Paloh. “Kita bikin Golkar ini lengkap,” katanya.
Sebelumnya, Paloh dan Ical bersaing dalam perebutan kursi Ketua Umum Partai Golkar di Pekan Baru pada 5 Oktober 2009. Dalam perebutan itu, Ical mengalahkan Paloh. Perebutan itulah yang kabarnya membuat hubungan keduanya renggang. (Berita Indonesia 79)
0 comments:
Post a Comment